Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi Surono berpikir untuk pensiun.
Ita Lismawati F. Malau
VIVAnews - Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi Kementrian ESDM Surono merupakan orang penting di Yogyakarta saat Merapi meletus. Selama sebulan ia memantau gunung api paling aktif di Jawa itu, sejak bertatus waspada sampai awas.
Kini ia lega begitu Merapi turun status menjadi siaga. "Saya mau pulang kampung dulu. Saya hampir 1 bulan ini tinggal di Yogyakarta," katanya di kantor BNPB, Jumat, 3 Desember 2010.
Meski sudah kangen dengan istri dan keluarga di Jawa Barat, Mbah Rono julukan Surono selama jadi 'kuncen' Merapi harus menunda kepulangannya, karena Sabtu besok harus menerima kunjungan tamu penting dan tidak dapat diwakilkan.
"Bandung kan dekat jadi tidak usah buru-burulah. Nikmati Merapi dulu," terangnya sembari menghirup sebatang rokok di tangannya. Mbah Rono yang sempat dinobatkan sebagai juru kunci Merapi pasca-meninggalnya Mbah Marijan ini mengaku pekerjaan penanganan bencana Merapi ini sangat berat.
"Kalau mau dihitung berat mana bebannya menangani Merapi dengan Gunung Sinabung [Sumatera Utara], semuanya berat karena keselamatan masyarakat di lereng gunung Merapi dan Sinabung di tangan saya," tandasnya.
Pulang ke rumah di Bandung juga membuat Rono bingung menjawab pertanyaan mahasiswanya mengenai waktu mengajar. "Sebagai dosen saya sudah tidak mengajar cukup lama." Saking beratnya tugas yang dia emban, Surono berpikir ingin segera pensiun dan menikmati hidup tanpa beban yang berat.
Mengakhiri pernyataannya, Surono tidak akan ke Gunung Bromo meski saat ini status gunung di Jawa Timur itu 'Awas.' "Besok saya akan datang lagi ke Yogya meski Merapi sudah normal. Saya kangen Merapi, kangen dengan wartawan Yogya yang ramah-ramah dan sering banyak bercandanya. Bikin pekerjaan saya lebih ringan," pungkasnya.
Laporan: Juna Sanbawa | Yogyakarta, umi
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar