ukabumi: Kota dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sepanjang Jumat (5/11) petang juga diguyur hujan abu vulkanik. Abu vulkanik dari Gunung Merapi menempel di kendaraan. Material vulkanik ini baru terasa jika kendaraan seperti mobil dan sepeda motor parkir lebih dari lima menit. Meski demikian hujan abu ini juga belum menganggu udara di kawasan ini.
Abu vulkanik juga menyelimuti kawasan Bandung, Jabar. Warga Kota Bandung sempat kaget saat mengetahui abu tipis berwarna putih melekat di atap rumah, pagar, serta di benda berwarna gelap yang ada di luar rumah.
Mobil yang diparkir di luar gedung juga dipenuhi bercak putih dari hujan abu. Menurut pihak Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api, hujan abu itu berasal dari Gunung Merapi yang terbawa tiupan angin. Sama seperti di Sukabumi, abu vulkanik belum mengganggu udara di Kota Bandung, Liputan 6
Erupsi Merapi yang terjadi pada tahun ini merupakan bencana terburuk Merapi dalam kurun waktu 100 tahun atau sejak 1870, seperti dikatakan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
"Erupsi Merapi tahun ini dapat dikatakan terburuk sejak 1870 karena saat ini sebanyak 32 desa dengan jumlah penduduk lebih dari 70.000 jiwa direkomendasikan harus mengungsi karena berada dalam zona berbahaya," kata Surono didampingi Kepala Badan Geologi Sukhyar di Yogyakarta, Kamis, (4/11).
Menurut Surono, sebanyak 32 desa yang direkomendasikan mengungsikan warganya terdiri atas 17 Desa di Kabupaten Magelang, Klaten empat desa, Boyolali tiga desa dan di Kabupaten Sleman ada delapan desa.
"Saat ini Gunung Merapi dalam kondisi krisis, selain ditandai dengan letusan ekplosif jarak luncur awan panas terjauh mencapi 11,5 Kilometer (Km) di kali Bebeng dan di tempat lain jarak luncur awan panas mencapi 11 Km di Kali Putih, 10 Km di Kali Boyong dan 9,5 Km di Kali Gendol," katanya.
Surono mengatakan, awan panas yang keluar dari puncak Merapi saat ini juga sudah mencapai ketinggian lebih dari 10 Km. "Ini kejadian yang mungkin baru kami alami sejak dari catatan sejarah 1870-an," katanya.TvOne
0 komentar:
Posting Komentar