Jakarta -  Meski tidak ada aktivitas mencolok, namun Merapi masih menyandang  status Awas. Perlu waktu sekitar 3-4 minggu untuk bisa memastikan  kondisi Merapi aman.
"Bisa 3 atau 4 Minggu (dinyatakan aman)," ujar Kabid Gempa dan Gerakan  Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian  ESDM, I Gede Wayan Swantika, kepada detikcom, Kamis (28/10/2010).
Menurut Gede, untuk menyatakan status Merapi aman dapat dilihat dari 3  faktor yang berkaitan dengan proses yang menyebabkan Merapi meletus.
"Dikatakan aman kalau gempa vulkanik tidak muncul lagi, gempa multifase berkurang dan gempa guguran berkurang," jelas Gede.
Hingga Rabu (27/10) pukul 12.00 WIB, otoritas pemantau gunung mencatat  puluhan kegempaan, yaitu gempa guguran  38 kali dan gempa multifase 19  kali. Sedangkan awan panas tidak tercatat.
Gede juga menyatakan, meski saat ini Merapi dalam kondisi tenang namun  tetap melakukan pengumpulan energi. Hal ini dapat menyebabkan Merapi  masih bisa kembali meletus.
"Ada kemungkinan meletus lagi," kata Gede. Karena itulah pengungsi diimbau untuk tidak meninggalkan pengungsian.
Menurut situs ESDM, erupsi Merapi termasuk sering. Dalam 100 tahun  terakhir ini rata-rata terjadi sekali erupsi dalam 2-5 tahun. Di luar  ancaman bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi, Merapi memiliki aspek  sosial dan ekonomis yang penting bagi kemajuan wilayah sekitarnya. 
Material erupsi Merapi seperti pasir dan batu menjadi penunjang  pembangunan di Yogyakarta dan Jawa Tengah demikian juga halnya dengan  produk pertanian yang dihasilkan di lereng Merapi dan majunya  perkembangan wisata yang mendukung tumbuhnya ekonomi setempat. 
Letusan Merapi tahun ini memang lebih dramatis dibandingkan pada 2006  lalu, saat nama Mbah Maridjan untuk pertama kalinya menjadi buah bibir  dunia. Saat itu letusan bersifat aliran, sedangkan tahun ini bersifat  eksplosif. Status Awas ditetapkan pada Senin (25/10) pukul 06.00 WIB dan  gunung meletus esok harinya pada pukul 17.02 WIB. Pada 2006, korban  tewas ada 2 orang, sedangkan tahun ini 30 orang, termasuk Mbah Maridjan  (83).
Korban jiwa 30 orang itu jatuh 'hanya' karena wedhus gembel pada hari Selasa saja. Menjelang pukul 19.00 WIB, Merapi mereda.
 Sapi yang juga terkena awan panas.
Proses Evakuasi oleh Tim SAR dan Relawan
sapi ikut terkena awan panas hingga melepuh namunmasih hidup. luka bakar hingga 80%.

Dusun Kinahrejo yang Luluh Lantak serta masjid didepan Rumah mbah Marijan ikut hancur plus sebuah mobil (milik Wartawan Vivanew ?) ikutan terkena awan panas.